Postingan kali ini membahas mengenai adanya klaim mengenai hewan-hewan atau binatang-binatang yang terlupakan oleh Al-Qur'an. Sebagian orang ada yang mengatakan : pernyataan Al-Qur'an dalam surah An-Nuur menyatakan bahwa Allah membatasi bahwa binatang ciptaan-Nya hanyalah binatang yang berjalan dengan perutnya, binatang yang berjalan dengan dua kaki dan sebagian berjalan dengan empat kaki. Bagaimana dengan binatang seperti laba-laba yang memiliki delapan kaki atau beberapa jenis kepiting yang berjalan dengan sepuluh kakinya dan binatang-binatang lain yang memiliki kaki lebih dari empat ? Ayat dalam surah An-Nuur yang dimaksud adalah ayat 45 sebagai berikut :
[24:45] Dan Allah telah menciptakan semua jenis hewan dari air, maka sebagian dari hewan itu ada yang berjalan di atas perutnya dan sebagian berjalan dengan dua kaki, sedang sebagian (yang lain) berjalan dengan empat kaki. Allah menciptakan apa yang dikehendaki-Nya, sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu.
Al-Qur'an sendiri menggunakan gaya bahasa yang sama sebagaimana surah An-Nuur (24) ayat 45 di atas, yaitu di surah Faathir (35) ayat 1 dan An-Niisa (4) ayat 3, yang terjemahannya adalah sebagai berikut :
[35:1] Segala puji bagi Allah Pencipta langit dan bumi, Yang menjadikan malaikat sebagai utusan-utusan (untuk mengurus berbagai macam urusan) yang mempunyai sayap, masing-masing (ada yang) dua, tiga dan empat (pasang). Allah menambahkan pada ciptaan-Nya apa yang dikehendaki-Nya. Sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu.
[4:3] Dan jika kamu takut tidak akan dapat berlaku adil terhadap (hak-hak) perempuan yatim (bilamana kamu mengawininya), maka kawinilah wanita-wanita (lain) yang kamu senangi: dua, tiga atau empat. Kemudian jika kamu takut tidak akan dapat berlaku adil, maka (kawinilah) seorang saja, atau apa yang dimiliki oleh tangan
kanan-mu (hamba sahaya). Yang demikian itu adalah lebih dekat kepada tidak berbuat aniaya.
Di surah Faathir (35) ayat 1 disebutkan bahwa sayap malaikat paling banyak aalah empat pasang. Padahal menurut hadist bahwa malaikat Jibril sendiri memiliki 600 pasang sayap. Apakah dalam menceritakan tentang binatang dan malaikat ini, Al-Qur'an tidak konsisten ?
"Dua, tiga, atau empat" ataukah "dua kaki dan empat kaki" merupakan salah satu gaya bahasa Al-Qur'an. Yang menentukan adalah apa yg disampaikan Allah selanjutnya. Perhatikan di surah An-Nuur ayat 45, selanjutnya Allah mengatakan "yakhluqu l-lahu maa yasyaa-u" -- "Dia menciptakan apa yang dikehendaki-Nya". Begitu jugs di surah Faathir ayat 1, Allah mengatakan "yaziidu fii l-khalqi maa yasyaa-u" -- "Dia menambahkan pada ciptaan-Nya apa yang dikehendaki-Nya".
Kedua pernyataan di atas yang langsung melanjutkan pernyataan "dua kaki dan empat kaki" serta "dua, tiga, atau empat (pasang sayap)", menunjukkan secara langsung ketidak-terbatasan hanya pada apa yang di sebutkan sebelumnya. Akan tetapi ada penegasan bahwa Allah menciptakan dan menambahkan sesuatu pada ciptaan-Nya sesuai yang dia kehendaki, tidak terbatas pada "dua, tiga atau empat" yang disebutkan tepat sebelumnya, karena Allah maha Mengetahui ciptaan-Nya karena dialah yang Maha Menciptakan. Jadi baik binatang dengan kaki banyak lebih dari 4, ataupun para malaikat dengan jumlah pasang sayap lebih dari 4 pun telah termasuk kedalam kelompok yang disebutkan dalam surah An-Nuur ayat 45 dan Faathir ayat 1.
Berbeda dengan An-Niisa ayat 3 , walaupun menggunakan gaya bahasa yang sama, tetapi tidak ada pernyataan selanjutnya yang menunjukkan ketidak-terbatasan. Justru yang ada adalah pernyataan yang lebih membatasi : "Kemudian jika kamu takut tidak akan dapat berlaku adil, maka seorang saja", sehingga "dua, tiga, atau empat" dalam ayat ini membatasi hanya sampai empat dan tidak boleh lebih.
Demikianlah Allah mengungkapkan ayat-ayatnya, dengan gaya bahasa yang indah namun tanpa mengandung kesalahan. Karena siapa lagi yang lebih Dan paling mengenal setiap makhluk selain Penciptanya ?
[23:14] ... Maka Maha Suci lah Allah, Pencipta Yang Paling Baik
Wallahu a'lam
http://zilzaal.blogspot.com/2013/02/hewan-hewan-yang-terlupakan-oleh-al.html
0 komentar:
Post a Comment