Olok-olok tentang jenggot yg dialamatkan kepada aktivis Islam bukanlah perkara baru. Sejak jaman pergerakan sampai jaman kemerdekaan, cemoohan seperti itu kerap terjadi. Pelakunya? Sudah barang tentu orang yg tdk suka jenggot..
Perkara jenggot ini mengingatkan saya pada senda-gurau "Orang-orang Terkenal di Dunia" dalam buku rumor Suetoyo M.D (1990). Di antaranya diceritakan tentang satu pertemuan yang dihadiri tokoh pergerakan kharismatik HOS. Tjokroaminoto dan Haji Agus Salim.
Sebelum acara dimulai pada saat Tjokroaminoto memasuki ruangan, tiba-tiba salah seorang pemuda langsung berdiri sambil berteriak: "Siapa yang punya kumis, tapi tak punya jenggot?" Teriakan anak muda ini dijawab serentak oleh perserta: "Kucing". Jawaban ini dialamatkan pada Tjokroaminoto, karena beliau berkumis tapi tidak berjenggot.
Lalu, Haji Agus Salim, masuk ke ruang pertemuan. Spontan si pemuda tadi kembali berteriak: "Siapa yang punya jenggot, tapi tidak punya kumis?" Dan kembali dijawab serentak oleh peserta: "Kambing". Jawaban untuk mengejek Haji Agus Salim, karena beliau memiliki jenggot tapi tidak berkumis.
Giliran Haji Agus Salim dipersilahkan naik ke podium untuk berpidato. Sebelum memulai pidatonya, Agus Salim lebih dulu bertanya: "Siapa yang tidak punya kumis dan tidak punya jenggot?" Petanyaan ini tidak ada yang menjawab, semua hadirin terdiam. Karena pertanyaannya tak ada yang menjawab. Maka Haji Agus Salim langsung memberi tahu jawabannya. "Yang tidak punya kumis dan tidak punya jenggot adalah anjing." Hadirin yang mendengar serentak tertawa.
Begitulah cara "orang besar" berdiplomasi. Mungkin Haji Agus Salim tidak bermaksud mengalamatkan jawaban pertanyaannya kepada anak muda itu, tapi karena anak muda yang berteriak tadi kebetulan tidak berkumis dan tidak berjenggot, maka ia merasa telah dipojokkan oleh Haji Agus Salim.
http://zilzaal.blogspot.com/2013/02/jenggot-haji-agus-salim.html
0 komentar:
Post a Comment