728x90 AdSpace

Latest News
Tuesday, February 12, 2013

Perjuangan Yana, Kisah Penyandang Cacat yang Ingin Didoakan Kang Aher


CIAMIS — Pepatah bilang, seorang pecinta akan melakukan segala hal saat jatuh cinta. Lautan diseberangi, gunung didaki, demi menemui sang kekasih. Perumpamaan yang sama mungkin bisa diterapkan pada Yana Turangga (24). Segala keterbatasan yang ada pada dirinya tidak menyurutkan langkah Yana untuk menemui Kang Aher dan istri, Netty Heryawan, di Hotel Tyara Plasa, Jalan Jenderal Sudirman (12/2).


Saat memutuskan menemui Kang Aher dan istri, setidaknya ada dua keterbatasan yang Yana miliki. Pertama, keterbatasan jarak. Untuk menemui Kang Aher, Yana harus menempuh jarak sekitar 71 kilometer, melewati jalan yang konturnya seperti sungai kekeringan. Kedua, Yana adalah seorang difabel. Ada keterbatasan fisik pada matanya, sehingga Yana tidak bisa melihat dengan normal. Namun hebatnya, Yana menerjang segala keterbatasan itu, dan berani menempuh perjalanan tengah malam selama empat jam, hujan-hujanan, hanya dengan mengendarai motor. Yana memang selalu 'mengejar' Kang Aher atau Netty Heryawan, jika dia merasa sanggup menempuh jaraknya. Bahkan, beberapa waktu lalu Yana 'mengejar' Netty saat kampanye di Cikijing, Majalengka.

Nekatkah Yana? Mungkin hanya orang yang sedang jatuh cinta yang bisa memahami aksinya ini.

“Saya sangat mencintai Kang Aher dan Teh Netty, karena jujur saja, saya lihat figur Kang Aher lebih dari pemimpin lain yang saya kenal, yang kalau sudah punya jabatan rata-rata lupa (pada masyarakat—red). Apalagi dengan kami yang dari SLB,” tutur sulung dari tiga bersaudara ini.

Satu hal yang paling Yana kagumi dari Kang Aher adalah kepedulian Kang Aher pada kaum difabel sangat besar, terutama dalam hal pendidikan. Aher pernah memberi bantuan langsung kepada sekolahnya, saat menghadiri Hari Penyandang Cacat (Hapenca) Indonesia, di Yayasan Wyata Guna, Bandung. Menurut Yana, Kang Aher tidak pandang bulu dalam memajukan pendidikan.

“Ibarat arit mah, sadaya diarit. Rek nu SLB, rek nu kumaha, diarit sadaya. Jadi kalau kepemimpinan Kang Aher mah A sampai Z digarap. Nah, misalnya kan aku di Z, pemimpin yang dulu mah hanya menggarap A sampai F aja, jadi kami (kaum difabel—red) gak ketauan,” papar siswa kelas 1 SMU SLB C Sindangsari, Cikoneng, ini.

Yana memang terlihat cerdas. Tutur katanya terstruktur dan sistematis. Sebabnya tentu saja karena Yana berpendidikan, meski fisiknya tidak seperti orang kebanyakan.

“Dulu sebelum masuk SLB, saya selalu dicemooh dan dipandang sebelah mata. Tapi setelah masuk (sekolah), nggak begitu lagi,” kisah Yana.

Ayah Yana hanya seorang kuli bangunan, sedangkan ibunya tenaga kerja wanita (TKW) di luar negeri. Lahir dari keluarga kurang mampu, membuat Yana kesulitan mengembangkan potensi dirinya. Apalagi dengan keterbatasan fisik, yang membuat masyarakat cenderung melabelkan ‘cacat’ atau ‘tidak normal’ kepadanya. Padahal, sosok-sosok seperti Yana, pasti memiliki kelebihan lain sebagai ‘kompensasi’ keterbatasan fisik mereka. Contohnya Yana, yang kecerdasan berpikirnya tidak kalah dengan jebolan sekolah umum. Selain itu, Yana pun mahir memainkan alat musik kendang, padahal hanya belajar otodidak.

Oleh karena itu, Yana sangat berterima kasih kepada Kang Aher dan istri, yang begitu peduli memajukan pendidikan di Jawa Barat, tanpa terkecuali. Kesempatan bersekolah ini ibarat tiket emas Yana untuk memeroleh kehidupan yang lebih baik, demi kedua adik kembar dan keluarganya.

“Untuk itu, saya ingin bertemu Kang Aher. Saya hanya ingin mendoakan beliau, agar bisa memimpin Jawa Barat kembali, dan didoakan beliau, agar perjuangan hidup saya tidak sia-sia” pungkas Yana dengan menahan tangis.'

http://zilzaal.blogspot.com/
  • Blogger Comments
  • Facebook Comments

0 komentar:

Post a Comment

Item Reviewed: Perjuangan Yana, Kisah Penyandang Cacat yang Ingin Didoakan Kang Aher Rating: 5 Reviewed By: MUSLIMINA